Kekerasan Meningkat di Yaman
24 September 2011Spekulasi mundurnya Ali Abdullah Saleh setelah kembali secara mendadak ke Yaman Jumat lalu (23/09) dibungkam sepenuhnya oleh jurubicara presiden, Ahmed Soufi. "Presiden tidak akan menyerahkan kekuasaan hingga presiden baru terpilih lewat proses legal. Pemilu kemungkinan akan diadakan 2013 mendatang.“
AS Serukan Pengunduran Diri
Jadi Saleh tetap keras kepala. Walaupun protes terhadapnya sudah berjalan delapan bulan, ia tidak mau lengser. Seruan dunia internasional tampaknya juga tidak digubris Saleh yang berusia 69 tahun. Jumat lalu (23/09) AS menyerukan presiden Yaman itu untuk mengundurkan diri.
"Sikap kami tidak berubah,“ demikian dikatakan juru bicara departemen luar negeri di Washington, Victoria Nuland. AS ingin, agar pemerintah Yaman menyerahkan kekuasaan dengan damai, berdasarkan usulan Dewan Kerjasama Teluk. Menurut usulan itu, Saleh dan keluarganya dijamin tidak akan dihukum, walaupun jumlah korban tewas terus bertambah setiap hari, dan Saleh serta rejimnyalah yang bertanggungjawab.
Serangan terhadap Demonstran
Sabtu (24/09) kemarin kembali terjadi serangan brutal terhadap sebuah kamp protes di pusat ibukota Yaman, Sanaa. Aparat keamanan juga menyerang satuan militer di bawah Jenderal Ali Mohsen al Ahmar, yang membelot. Empat puluh orang tewas dan lebih dari 170 cedera. Demikian keterangan dokter di rumah sakit dan media lokal.
Saksi mata melaporkan, tenda-tenda dibakar, penembak jitu melepaskan tembakan ke pendukung oposisi dari atap bangunan di sekitarnya. Dari jauh granat ditembakkan ke lapangan tersebut.
Demonstrasi Pro Saleh
Sementara itu, televisi pemerintah terus menyiarkan laporan tentang demonstrasi pro Saleh serta mengorganisir demonstrasi pendukung presiden. Di kubu demonstran, seorang pria muda mengatakan kepada reporter asing, "Kami juga senang Saleh kembali ke Yaman. Jadi kami dapat mengajukan Saleh ke pengadilan."
Seorang demonstran lainnya mengatakan, pulangnya Saleh akan mempertajam krisis. Ia menambahkan, aksi protes akan lebih banyak lagi. Kekerasan di Yaman kemungkinan akan tambah meruncing. Sementara itu, televisi negara mengutip Saleh yang mengatakan, ia kembali ke Yaman dengan membawa merpati dan sebuah cabang zaitun di tangannya, yang merupakan lambang perdamaian.
Cornelia Wegerhoff/dpa/rtr/Marjory Linardy
Editor: Carissa Paramita