Kenapa Jerman Sulit Terapkan Batasan Kecepatan di Jalan Tol?
26 April 2024Kebebasan sebagai hak dasar, menurut Asosiasi Otomotif Jerman, ADAC, termanifestasikan dalam keleluasaan untuk memacu kendaraan di jalanan publik, "warga yang bebas menuntut kebebasan berkendara,” tulis mereka saat memprotes usulan batasan kecelaman 100 kilometer per jam (km/jam) di Jerman tepat 50 tahun lalu.
Usulan tersebut diwacanakan ketika Arab Saudi menghentikan penjualan minyak ke sejumlah negara Barat pada 1973 sebagai buntut konflik Israel-Palestina.
Kendati saat itu embargo mencuatkan harga minyak dunia ke kisaran USD 140 per barrel, gagasan membatasi kecepatan di jalan bebas hambatan menuai kecaman luas di Jerman.
Pembatasan kecepatan kini kembali diwacanakan sebagai solusi iklim, karena terbukti bisa mengurangi pembuangan emisi gas rumah kaca. Menurut jajak pendapat, ide ini mendapat dukungan lebih dari separuh penduduk, termasuk anggota asosiasi otomotif ADAC.
Tapi tidak sedikit yang bersuara lantang menolak punahnya keleluasaan yang sudah dianggap sebagai bagian dari ‘tradisi otomotif' di Jerman itu. Penolakan terutama datang dari kalangan konservatif, terutama Partai Uni Kristen Sosial CSU di negara bagian Bayern, rumah bagi BMW, Audi dan produsen truk MAN.
Pengecualian di Jerman
Berbeda dengan hampir semua negara di dunia, Jerman masih memberlakukan kebebasan mengebut di ruas-ruas tertentu jalan tol. Pada sekitar 70 persen jalan bebas hambatan berlaku "anjuran kecepatan” sebesar 130 km/jam, yang tidak melarang pengemudi melaju lebih cepat.
Keleluasaan berkendara di Jerman bahkan ditawarkan sebagai atraksi wisata oleh sejumlah perusahaan penyewaan mobil di luar negeri.
Apa guna batas kecepatan?
Semakin lambat sebuah mobil melaju, semakin sedikit bahan bakar yang digunakan dan semakin sedikit pula polutan yang dihasilkan, seperti karbon dioksida, nitrogen oksida atau partikel lain yang memanaskan iklim.
Batas kecepatan sebesar 120 km/jam di jalan raya akan menghemat 4,5 juta ton gas rumah kaca , menurut laporan terbaru Badan Lingkungan Federal, UBA. Dibandingkan dengan emisi tahun 2018, penghematannya mencapai 2,9 persen dari total emisi tahunan di Jerman.
Jika pembatasan kecepatan mendorong peralihan menuju transportasi publik dan mendorong pengemudi mengurangi jarak tempuh atau membatalkan perjalanan , maka penghematan emisi akan mencapai 6,7 juta ton atau 4,2 persen.
UBA mencatat, penghematan lebih besar bisa dicapai dengan memberlakukan pembatasan kecepatan 80 km/jam, yang akan mengurangi emisi sebanyak delapan juta ton.
Selain menjamin keselamatan berkendara, pembatasan kecepatan juga akan mengurangi polusi suara.
Kenapa pembatasan ditentang?
Menurut riset perusahaan asuransi Allianz, sebagian besar pengemudi yang melanggar batas kecepatan adalah laki-laki, pengemudi jarak jauh atau kaum muda di bawah usia 24 tahun.
Pembatasan kecepatan dikhawatirkan akan menciptakan lebih banyak kemacetan lalu lintas dan memperlambat waktu perjalanan.
Dalam sebuah jajak pendapat, sebanyak 77 persen penduduk Jerman mendukung pembatasan sebesar 130 km/jam di jalan bebas hambatan. Tidak jelas berapa banyak jumlah kecelakaan yang bisa dihindari dengan meningkatkan batas kecepatan di jalan raya Jerman.
Menurut ADAC, angka kecelakaan jalan raya di Jerman tidak banyak berbeda dibandingkan di negara-negara yang memberlakukan batas kecepatan. Jika membandingkan jumlah kematian per kilometer jalan raya, malah terdapat lebih banyak kasus kematian di Prancis, Italia, Lituania, Republik Ceko, Hongaria, dan Amerika Serikat pada tahun 2020.
Siapa pendukung batas kecepatan di Jerman?
Dukungan terbesar berasal dari organisasi lingkungan, serikat kepolisian di negara bagian dan asosiasi korban kecelakaan lalu lintas.
Mereka juga menuntut diberlakukannya batasan kecepatan 80 km/jam diperbolehkan di pedesaan, bukan 100 km/jam seperti yang berlaku saat ini.
Industri asuransi memperkirakan kebijakan tersebut akan meningkatkan keselamatan berkendara secara signifikan.
Di antara partai-partai politik, Partai Hijau dan Partai Sosial Demokrat, SPD mendukung batas kecepatan di jalan raya, termasuk juga Partai Kiri.
Siapa yang menentang?
Partai Uni Kisten Demokrat, CDU, dan CSU yang konservatif, AfD yang berideologi kanan ekstrem, serta Partai Liberal Demokrat, FDP, menolak batasan kecepatan di Jerman.
FDP, yang berkoalisi di pemerintahan dengan Partai Hijau dan SPD, telah mencegah ide batas kecepatan masuk dalam perjanjian koalisi. (rzn/hp)