KTT UE di Brussel Tunda Keputusan Penting
23 Oktober 2011Perundingan alot pada pertemuan puncak Uni Eropa di Brussel hari Minggu (23/10) masih belum membuahkan keputusan-keputusan final dalam upaya menangani krisis di zona Euro. Pada jumpa pers setelahnya, Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Presiden Perancis Nicola Sarkozy berupaya tampil harmonis, sembari mengatakan bahwa keputusan final diharapkan keluar pada KTT kedua hari Rabu (26/10): "Kami akan berupaya agar keputusan semestinya benar-benar dapat disepakati Rabu mendatang. Ini harus dilakukan dengan hati-hati, tepat dalam rincian dan juga dengan suara bulat. Karena Euro adalah mata uang bersama, kemakmuran kita, bagian integral Eropa. Kami menyadari tanggung jawab kami sepenuhnya."
Bank harus ambil langkah pertama untuk rekapitalisasi
Kini juga menjadi jelas bahwa Yunani harus mendapat pemotongan utang yang lebih besar daripada yang diperkirakan, bahkan kemungkinan penghapusan utang sekitar 50 persen. Agar dapat mengimbangi kebijakan ini, bank-bank Eropa tertentu akan memerlukan suntikan likuiditas. Apalagi bila negara-negara besar seperti Italia juga mengalami kesulitan finansial.
Pada penyelamatan bank setelah bangkrutnya Lehman tahun 2008, setiap negara Eropa masih membantu bank terkait di negara masing-masing. Namun Uni Eropa kali ini tidak lagi menginginkan hal itu. Karena jaminan sejumlah negara tidak lagi mencukupi. Kini dicari penyelesaian bersama, namun masih belum diketahui bagaimana. Yang pasti, bank-bank terbesar Eropa diinginkan meningkatkan modalnya sendiri sekitar 100 miliar Euro. Merkel mengutarakan: "Pertama-tama bank-bank berupaya melakukan penambahan dana sendiri. Kalau gagal, baru menanyakan pemerintah. Bila negeri bersangkutan tidak mampu, maka EFSF diharapkan dapat membantu dengan persyaratan. Tapi ini langkah yang terakhir. Sebelumnya bank harus mencari dana di pasar modal untuk mendapatkan dana yang diperlukan."
Tekanan meningkat terhadap PM Italia
Sementara itu, tekanan terhadap Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi meningkat agar bertindak untuk menurunkan utang negerinya. Setelah Yunani, Italia merupakan negara kedua dengan utang terbesar, yaitu 120 persen dari produk domestik bruto (PDB), walaupun 90 persen dari PDB sudah merupakan sinyal kritis.
Para pemimpin pemerintah dan negara anggota Uni Eropa menyadari kegusaran warga dan aksi protes menentang kebijakan penghematan, terutama di negara yang sedang mengalami kesulitan finansial seperti Yunani, Portugal dan Spanyol. Presiden Nicolas Sarkozy menjelaskan betapa sulitnya peranan yang dimainkan: "Nyonya Merkel bertanggung jawab bagi Jerman, seperti saya bagi Perancis. Kami berada di sini memikul tanggung jawab untuk mengambil keputusan bagi negara-negara yang rakyatnya tidak memilih kami. Setiap orang harus mengerti bahwa demokrasi juga menyimpan kesulitan. Banyak penderitaan dan masalah sosial di negeri-negeri ini. Mandat kami bukanlah untuk memerintah di negeri-negeri ini, tetapi kami berupaya keras untuk bertindak."
Christop Hasselbach/Christa Saloh
Editor: Edith Koesoemawiria