Laporan IDEA: Demokrasi Global terus Menurun
17 September 2024
Jumlah pemilih yang terus menyusut secara global serta hasil pemilu yang kian diperdebatkan, menimbulkan risiko terhadap kredibilitas demokrasi, menurut sebuah laporan pada Selasa (17/9).
Laporan yang diterbitkan oleh International Institute for Democracy and Electoral Assistance (IDEA) ini menyebutkan, partisipasi pemilih global antara tahun 2008 dan 2023 persentasenya turun sebanyak 10 poin, dari 65,2 menjadi 55,5.
Apa isi laporan tersebut?
Laporan tahunan, yang telah mengukur kinerja demokrasi di 158 negara sejak tahun 1975 mengungkapkan, 47% negara mengalami penurunan dalam indikator-indikator penting selama lima tahun terakhir, yang menjadikannya tahun kedelapan penurunan demokrasi global secara berturut-turut.
Lembaga pengawas internasional ini menemukan, antara pertengahan 2020 hingga pertengahan 2024, satu dari lima pemilihan umum digugat secara hukum.
Pemungutan suara dan penghitungan suara muncul sebagai aspek yang paling banyak digugat dalam proses pemilu selama periode tersebut, tambahnya.
Untuk indeks Global State of Democracy, IDEA mengkategorikan kinerja dengan menggunakan empat kategori utama: representasi, hak-hak, supremasi hukum, dan partisipasi.
Kelompok ini menyebutkan lebih lanjut, kategori yang terkait dengan pemilihan umum yang bebas dan adil dan pengawasan parlemen - yang berada di bawah representasi - mencatat tahun terburuknya pada tahun 2023.
Upaya pembunuhan Trump menunjukkan ancaman terus berlanjut
Kinerja demokrasi di Amerika Serikat - yang akan menggelar pemilihan presiden tahun ini - menunjukkan beberapa pemulihan dalam dua tahun terakhir, kata IDEA.
Namun, lembaga pengawas ini menambahkan bahwa upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump pada Juli lalu menyoroti risiko-risiko yang terus berlanjut.
Indikator-indikator seperti pemilihan umum yang kredibel, kebebasan sipil dan kesetaraan politik menurun di AS sejak tahun 2015, menurut laporan tersebut.
"Kurang dari separuh (47%) orang Amerika mengatakan, pemilu tahun 2020 'bebas dan adil' dan negara ini masih sangat terpolarisasi,” kata laporan itu.
Pemilu tetap menjadi 'acuan'
IDEA menekankan, meskipun ada banyak ancaman terhadap pemilu dan penurunan di banyak negara, pemilu tetap mempertahankan hakikatnya sebagai mekanisme untuk memastikan kontrol rakyat atas pembuat keputusan dan pengambilan keputusan.
Laporan itu menambahkan, pemilu dengan demikian "tetap menjadi landasan demokrasi meskipun ada tantangan saat ini.”
"Di tengah konteks kemerosotan yang luas ini, bagaimanapun juga, banyak pemilu yang telah memenuhi janji yang melekat pada pemilu sebagai sarana untuk memastikan bahwa rakyat memiliki kontrol atas para pengambil keputusan,” kata laporan itu.
Dalam banyak pemilu yang diamati secara intensif sejak tahun lalu, terlihat partai-partai petahana kalah dalam pemilihan presiden dan kehilangan mayoritas parlemen, kata laporan itu.
"Pemilihan umum baru-baru ini di Guatemala, India, Polandia, Senegal dan banyak negara lainnya telah memungkinkan para pemilih untuk memiliki suara yang efektif,” tambahnya.
fr/as(Reuters, AFP, AP)