Masalah Narkoba Masih Hantui Jerman
27 Mei 2015Politik anti narkoba dan kecanduan dan pemerintah Jerman menuai kritikan, seiring publikasi laporan situasinya baru-baru ini. Walau jumlah korban tewas overdosis narkotika turun ke level 1.000 orang pada 2014, tapi setiap korban tewas mencerminkan kegagalan politik anti narkoba, demikian kritik pegiat anti narkoba.
Yang juga mencemaskan saat mencermati statistik yang disodorkan pemerintah Jerman adalah tingginya angka kematian sebagai dampak kecanduan alkohol dan tembakau. "Tercatat 100.000 kasus kematian yang terkait dengan kecanduan rokok dan 40.000 kematian terkait kecanduan alkohol," ujar Heino Stöver, pakar narkoba dan kecanduan dari NGO anti narkoba "akzept e.V".
Stöver juga menambahkan, dalam statistik tidak tercermin secara langsung dampak psikis maupun fisik dari kecanduan dan penyalahgunaan alkohol dan tembakau. Misalnya penyakit yang diderita pecandu, kekerasan dalam rumah tangga hingga kecelakaan.
Pemakai Crystal Meth meningkat
Angka penting yang mencerminkan seriusnya masalah, terlihat dari laporan kasus narkoba dan kecanduan tahun 2015 itu. Di Jerman sekitar 9,5 juta atau sekitar 12 persen populasi terjerat kebiasaan konsumsi minuman keras berlebihan hingga kecanduan berat. Konsumsi rokok meliputi seperempat dari 80 juta populasi di Jerman. Sementara pengguna obat-obatan terlarang tercatat 2,3 juta orang, ditambah sekitar 400,000 orang pecandu ganja.
Dalam laporan itu juga disebutkan konsumsi narkotika sintetis yang amat berbahaya Crystal Meth dalam beberapa tahun terakhir terus meningkat. Statistik resmi hanya menyebutkan sekitar 100.000 orang kecanduan Meth, tapi angka gelapnya diduga jauh lebih tinggi. Suplai Crystal terutama datang dari Republik Ceko melewati perbatasan selatan dan timur Jerman. Tidak mengherankan jika terutama di negara bagian Bayern serta Sachsen yang dekat ke Ceko konsumsi Meth jadi masalah gawat.
Saat ini spektrum pengguna Crystal Meth juga makin meluas. Disebutkan pengguna narkotika sintetis semacam itu kini bukan hanya kelompok sosial kelas bawah yang bermasalah, melainkan juga sudah menyusup ke kalangan menengah dan atas.
Diskusi legalisasi ganja
Saat ini di Jerman juga marak diskusi untuk legalisasi ganja. Sebagai contohnya negara tetangga Belanda sudah melegalkan pemakaian ganja dalam jumlah terbatas. Setiap tahun tercatat 170.000 kasus penyalahgunaan ganka di Jerman. Untuk itu pakar anti narkotika Stöver menuntut diskusi yang rasional dan dewasa untuk model legalisasi penggunaan ganja. "Harus ada opsi legalisasi. Misalnya untuk kepentingan pengobatan dan kedokteran", tuntut pakar kecenduan narkoba dari Frankfurt itu.
Stöver menambahkan, secara keseluruhan, nyaris tidak terlihat perkembangan positif dalam menangani masalah kecanduan narkoba, alkohol maupun rokok. "Banyak hasil penelitian ilmiah maupun dari pengalaman praktek, tidak diterapkan dalam program pemerintah secara luas", ujar dia.
Pemerintah Jerman juga dikritik karena masih memperbolehkan iklan alkohol dan tembakau secara terbuka di ruang publik. Dengan itu industri "narkoba" legal mendapat akses luas ke lapisan masyarakat. Ironisnya di bawah setiap iklan ditulis: merokok bisa merenggut nyawa. Kenyataan ini menunjukkan, dalam perang melawan narkoba, Jerman masih kurang serius dan selangkah di belakang negara Eropa lainnya.