Menlu G8 Bahas Suriah, Iran dan Afrika
13 April 2012Gencatan senjata di Suriah yang baru berlangsung satu hari, dikomentari para menteri luar negeri negara anggota G8 dengan sikap hati-hati. “Jika terus berjalan, gencatan senjata ini merupakan langkah penting. Namun ini hanyalah satu butir dari rencana (usulan perdamaian dari Kofi Annan),“ dikatakan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, dengan menambahkan masalah yang masih harus dihadapi, “Pasukan pemerintah dan kendaraan berat belum ditarik dari pusat wilayah berpenduduk. Dan masih harus ditunggu, apakah rezim akan menepati janjinya untuk mengizinkan demonstrasi damai, membuka akses bagi bantuan kemanusiaan dan wartawan serta memulai transisi politik.“
Juga Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle bersikap hati-hati menanggapi perkembangan di Suriah. “Jika gencatan senjata terus berjalan, maka kami mengharapkan bahwa usulan Kofi Annan juga mendapat dukungan.“ Ini artinya, ditambahkan Westerwelle, “Kami menyetujui untuk mengirim tim pencari fakta dan misi pengamat PBB.“ Clinton menyatakan, tim ini harus mendapatkan akses untuk bekerja di seluruh wilayah Suriah tanpa hambatan dan harus segera dikirim.
Rusia Dukung Resolusi PBB
Terdapat indikasi bahwa satu tim bagi Suriah akan dibentuk Dewan Keamanan PBB hari Jumat (13/04) ini. Menurut keterangan media, resolusi untuk ini juga mendapat dukungan dari Rusia dan Cina. ”Harus segera ada seseorang di sana untuk mengawasi gencatan senjata,“ dikatakan duta besar Rusia di PBB Vitaly Churkin kepada kantor berita dpa.
Menlu Jerman Westerwelle menyatakan puas dengan perjanjian yang dicapai dengan suah payah ini, “Kami sudah bertindak dengan benar untuk tidak berhenti mempengaruhi Rusia,“ dikatakannya. “Keputusan Rusia untuk memperlihatkan rezim Assad bahwa tidak akan melindunginya lagi, adalah sangat penting bagi perkembangan selanjutnya.”
Menurut Bruce Jones, pakar politik internasioan di Brookings Institution, berubahnya sikap Rusia ini sebagian berkat pertemuan G8 dan terutama berkat kerja mantan Sekjen PBB Kofi Annan. Pada saat sesorang yang memiliki reputasi internasional ditunjuk sebagai mediator, “Ini menjadi masalah kehormatan Rusia untuk membantu keberhasilan rencana Annan,“ dikatakan Bruce Jones. Ini juga satu alasan penunjukkan Annan.
Konflik Atom Iran dan Situasi Afrika
Selain krisis di Suriah, dalam pertemuan menteri luar negeri G8 juga dibicarakan mengenai konflik atom Iran, yang melibatkan negara Barat dan juga Rusia.
Hari Jumat (13/04), perwakilan Iran, Jerman dan lima anggota tetap DK PBB akan bertemu di Istanbul, Turki, untuk melakukan perundingan langsung yang pertama di tahun ini. Iran dituduh tengah membuat senjata nuklir, namun sanksi terbaru yang dikenakan PBB tidak memiliki pengaruh, dikatakan Guido Westerwelle. “Kesan saya, dan Iran juga menyadarinya, bahwa buruknya ekonomi suatu negara ada kaitannya dengan adanya isolasi internasional.”
Sementara Hillary Clinton mengatakan, telah menerima sinyal bahwa Iran bermaksud untuk menyerahkan usulan dalam pertemuan di Istanbul. “Mereka mengaskan bahwa proyek nuklir mereka bertujuan damai. Mereka menyampaikan sebuah bukti bahwa pemimpin tertinggi telah mengeluarakan fakta yang menentang senjata nuklir.“ Namun demikian, ditambahkan Clinton, jendela perundingan tidak akan terbuka tanpa batas.
Para menteri luar negeri G8 juga membahas perkembangan di Afrika, delegasi Jerman mengatakan, Afrika memiliki potensi besar namun juga terdapat perkembangan yang mengkhawatirkan, seperti krisis kelaparan di Sahel, ketegangan di Sudan dan situasi keamanan yang genting di Somalia.
Menyangkut Sudan, negara-negara G8 dengan suara bulat menyerukan agar Sudan Selatan menarik pasukannya dengan segara dari wilayah yang mereka duduki. Clinton mengatakan, para menteri luar negeri G8 telah membahas bagaimana internasional dapat bekerjasama untuk membantu mencegah konflik di sana, menjaga ketahanan pangan dan melindungi dan mendukung demokratisasi.
Pertemuan menteri luar negeri G8 ini juga merupakan persiapan bagi konferensi pemimpin negara anggota G8 yang akan digelar di Camp David, 18 – 19 Mei 2012. Dalam KTT G 8 diharapakan akan tercapai kesepakatan di bidang energi dan ketahanan pangan.
Christina Bergmann/Yuniman Farid
Editor: Carissa Paramitha