Obama dan Kesempatan ke- 2
31 Agustus 2012Antusiasme rakyat Amerika tak terhingga, dulu pada tahun 2008. Slogan “Yes we can“ yang didengungkan Barack Obama membakar semangat pendukungnya. Janjinya “Hope and Change”, Harapan dan Perubahan. Barack Obama ketika itu menjelaskan, “ Saya tahu, bahwa saya tidak punya cukup waktu untuk mengubah struktur kekuasaan Washington, tapi saya cukup lama di sana untuk tahu bahwa Washington harus berubah”.
Empat tahun kemudian optimisme itu tergusur rasa kecewa. Barack Obama harus mengakui, "Masih banyak yang harus kita lakukan.“ Tanpa lelah ia bertandang dari satu negara bagian ke yang lainnya, berkampanye agar diberi kesempatan satu masa jabatan lagi.
Iowa, kota tempat Obama dulu secara tak terduga menang dalam pemilihan awal tingkat Demokrat dan kemudian menang lagi dalam pemilihan Presiden melawan calon Republik John McCain. Kini Iowa menjadi "Battleground-State" atau medan tempur sang Presiden Demokrat dan penantangnya dari Partai Republik, Mitt Romney, untuk mengadu kekuatan.
Bukan Presiden yang Sempurna
Obama mengaku tidak sempurna. Dalam sebuah acara kampanye di di kota kecil Marshalltown di bagian tengah negara bagian Iowa, Obama mengatakan, "Telah saya katakan tahun 2008 silam bahwa saya tidak sempurna, Anda bisa tanyakan kepada Michelle dan bahwa saya tak bisa jadi presiden yang sempuna, tidak bisalah.“
Tapi, lanjut Presiden berusia 51 tahun itu, ia setiap hari akan memperjuangkan kepentingan pemilihnya, karena “Masih begitu banyak sekolah yang perlu dibangun, lebih banyak guru yang harus dipekerjakan, lebih banyak tentara yang wajib kembali ke tanah air, Selain itu masih banyak jalanan yang harus dibangun."
Daftar hal yang ingin dicapai Presiden Obama masih lebih panjang. Salah satu yang terpenting adalah janjinya untuk menggandeng Amerika Serikat keluar dari krisis keuangan. Bagi ukuran Amerika Serikat, jumlah tunakarya diatas 8% populasi sangat menakutkan. Apalagi, kemajuan ekonomi Amerika masih tersendat meskipun pemerintah sudah mengucurkan milyaran Dolar dana bantuan, atas desakan Obama.
Juga upaya reformasi undang-undang tak bisa dibanggakan, Undang Undang Imigrasi masih tidak tersentuh, sedangkani reformasi Wall Street hanya dilaksanakan setengah hati.
Bersaing dengan Kubu Republik
Setidaknya, reformasi kesehatan yang menjadi perhatian utama pemerintah Obama berhasil digolkan dan mulai berlaku Maret 2010. Namun bagi kaum Demokrat tidak mudah untuk meloloskan program di Senat setelah kursi mendiang Ted Kennedy diambil alih Scott Brown dari Partai Republik Januari 2010. Lalu November 2010, kubu Demokrat kehilangan posisi mayoritas perwakilan rakyat dalam pemilihan Kongres. Selanjutnya hanya tarik ulur perebutan kekuasaan yang berlangsung antara Presiden dan Kongres, hal yang kemudian betul-betul melumpuhkan Amerika dan mendorong negara ini ke tebing kebangkrutan.
Menurut hasil jajak pendapat, dukungan bagi Obama merosot. Lembaga pemantau opini Gallup mencatat, 68% responden merasa puas dengan Obama ketika ia baru dilantik. Kini angka kepuasan itu turun hingga hanya 45%. Sebagai perbandingan, di saat yang sama tingkat kepuasan rakyat Amerika terhadap mantan Presiden Bill Clinton dari kubu Demokrat mencapai 52%, sementara bagi mantan Presiden George W Bush dari partai Republik 49%. Padahal Obama yang lulusan Harvard dan pernah menjadi pekerja sosial itu berhasil menyelamatkan industri otomotif AS, memulangkan tentara AS dari Irak dan tentunya menggolkan reformasi Undang Undang Kesehatan.
"Maju Terus“ Tidak Lagi “Harapan dan Perubahan“
Salah satu keberhasilan Obama adalah penangkapan teroris Osama bin Laden, yang juga ia gaungkan dalam pidatonya tahun ini. "Untuk pertama kali dalam 20 tahun, Osama bin Laden sudah tidak menjadi ancaman bagi negara ini.“
Popularitas Obama juga tetap tinggi, hasil jajak pendapat Gallup menunjukkan bahwa 81% responden menganggapnya simpatik, sedangkan penilaian terhadap saingannya Mitt Romney menunjukkan bahwa 64 persen responden menilainya simpatik.
Tampaknya Barack Obama yang pernah menjadi senator di Illinois itu bisa meraup keuntungan. Di Charlotte, North Carolina, Partai Demokrat akan secara resmi menominasikannya sebagai kandidat Presiden. Namun sirna sudah kilau cemerlang yang dimiliki Obama empat tahun lalu di Denver, saat ia pertama kali ditunjuk sebagai kandidat presiden. Bahkan slogan kampanye yang digunakan kini terasa kurang inspiriatif. Dari "Hope and Change" atau Harapan dan Perubahan, kini menjadi sekedar "Forward" – “Maju Terus”.
Christina Bergmann / Edith Koesoemawiria
Editor: Yuniman Farid