Penembak di Musium Yahudi Eks Jihadis
2 Juni 2014Polisi Perancis menahan Mehdi Nemmouche di kota pelabuhan Marseille di Perancis selatan hari Jumat lalu (30/05), ketika ia turun dari sebuah bus yang datang dari Amsterdam. Ia ditangkap ketika polisi sedang melakukan pemeriksaaan rutin.
Polisi menemukan senjata api, amunisi dan sebuah video yang memuat pengakuan bahwa ia melakukan serangan terhadap Musium Yahudi di Brussel tanggal 24 Mei lalu. Tiga orang tewas dalam penembakan itu, seorang korban lain luka berat.
Serangan itu terjadi hanya dalam waktu satu menit. Pelaku masuk ke Musium Yahudi di pusat kota Brussel dan langsung melepaskan tembakan dengan senapan mesin.
Jaksa Perancis Francois Molins menerangkan, pelaku membawa sebuah pistol dan senapan mesin ketika ditangkap. Pelaku juga membawa kain putih dengan simbol kelompok Islam militan di Suriah dan Irak, ISIL.
Molins mengatakan, Mehdi Nemmouche, 29 tahun, sebelumnya dikenal sebagai pelaku kriminal yang terlibat dalam beberapa aksi perampokan. Di penjara ia menjadi radikal.
Hanya beberapa minggu setelah dibebaskan dari penjara akhir 2012, ia pergi ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok jihad dan kembali ke Eropa setelah lebih satu tahun berada di negara yang dilanda perang saudara itu. Masih belum jelas apa saja kegiatannya di Suriah.
Jihadis Suriah
Aksi penembakan brutal di tengah kota Brussel mengagetkan aparat keamanan dan masyarakat di Belgia dan Perancis. Dua turis Israel dan seorang lain yang sedang menungunjungi Musium Yahudi tewas tertembak di kepalanya.
Menurut keterangan polisi, pelaku merekam aksinya dengan sebuah kamera kecil yang disimpan dalam tas. Video itu kemudian diberi narasi yang menceritakan "serangan atas warga Yahudi di Brussel". Masih belum jelas, siapa yang mengucapkan komentar dalam video itu.
Mehdi Nemmouche saat ini masih diinterogasi oleh satuan anti teror Perancis. Ia mengaku kembali lagi ke Eropa bulan Maret tahun ini.
Serangan di Brussel kembali mencuatkan isu keamanan di Eropa sehubungan dengan makin banyaknya jihadis Eropa yang berangkat ke Suriah untuk berperang dengan pasukan rejim Bashar al Assad. Aparat keamanan sudah sering mengingatkan, para jihadis bisa menjadi ancaman besar jika kembali ke Eropa.
Presiden Perancis Francois Hollande mengingatkan, seluruh aparat pemerintahan harus mewaspadai kegiatan para jihadis dan mencegah bahaya yang muncul dari kelompok ini, "terutama setelah mereka kembali lagi ke Eropa".
Polisi Perancis hari Senin (02/06) menahan empat orang lain yang diduga merekrut relawan untuk berangkat ke Suriah. Namun belum jelas, apakah penangkapan itu berkaitan dengan kasus Mehdi Nemmouche.
hp/ab (afp, rtr)