Perang Gaza: DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata AS
11 Juni 2024Sebuah resolusi gencatan senjata di Gaza yang dirancang oleh Amerika Serikat (AS) telah diadopsi oleh Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dengan 14 suara mendukung hal tersebut, sementara Rusia memilih abstain.
Pemungutan suara ini juga dilakukan saat Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken mengunjungi Mesir dan Israel dalam misi diplomatiknya yang ke delapan ke kawasan tersebut.
Respons Hamas
Kelompok militan Palestina, Hamas, menyambut baik adopsi resolusi gencatan DK PBB yang dirancang oleh AS dan mengatakan mereka siap bekerja sama dengan para mediator untuk mengimplementasikan rencana tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan kalau pihaknya "menyambut baik resolusi Dewan Keamanan (dan) ingin menegaskan kembali kesiapannya untuk bekerja sama dengan para mediator, untuk melakukan negosiasi tidak langsung terkait implementasi prinsip-prinsip tersebut."
Hamas mengatakan akan bekerja sama untuk mengimplementasikan persyaratan "yang konsisten dengan tuntutan rakyat dan perlawanan kami." Hamas sendiri diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh banyak negara, termasuk Amerika Serikat, Israel dan Uni Eropa.
Dewan Keamanan PBB dukung rencana gencatan senjata
Dewan Keamanan PBB pada Senin (10/06) mendukung resolusi AS yang menyerukan gencatan senjata di Gaza. Rencana tersebut terdiri dari tiga tahap.
Fase pertama adalah penghentian pertempuran selama enam minggu dan penarikan mundur Israel dari daerah-daerah berpenduduk di Gaza, yang memungkinkan warga pengungsi kembali ke rumah mereka.
Akan ada lonjakan bantuan kemanusiaan, dengan sekitar 600 truk memasuki daerah kantong tersebut setiap harinya.
Sementara itu, Hamas akan membebaskan sandera perempuan, orang tua dan orang yang terluka sebagai imbalan atas pembebasan ratusan warga Palestina yang ditahan di Israel.
Pada tahap kedua, semua sandera yang tersisa di Gaza, termasuk tentara Israel, akan dibebaskan, sementara pasukan Israel akan menarik diri dari seluruh Jalur Gaza. Idealnya pada tahap ini, menurut Presiden Biden, gencatan senjata sementara akan menjadi penghentian permusuhan secara permanen.
Akhirnya, tahap ketiga akan melihat dimulainya rencana rekonstruksi besar-besaran yang didukung oleh masyarakat internasional untuk Gaza, sementara jasad sandera yang terbunuh juga akan dikembalikan.
Uni Eropa menyerukan "implementasi segera" resolusi gencatan senjata
Uni Eropa juga menyambut baik resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai proposal gencatan senjata terbaru di Gaza, dan menyerukan agar "segera diimplementasikan."
"Uni Eropa menyambut baik pengadopsian resolusi Dewan Keamanan PBB 2735, yang mendukung proposal gencatan senjata baru, yang diumumkan pada tanggal 31 Mei," demikian pernyataan Uni Eropa.
"Uni Eropa siap untuk berkontribusi dalam menghidupkan kembali proses politik untuk perdamaian yang langgeng dan berkelanjutan, berdasarkan solusi dua negara, dan untuk mendukung upaya internasional yang terkoordinasi untuk membangun kembali Gaza."
Mesir dan Inggris sambut baik resolusi gencatan senjata
Selaku mediator utama Israel dan Hamas, Mesir juga ikut menyambut baik pengesahanresolusi gencatan senjata yang diajukan AS di Dewan Keamanan pada Senin (10/06). Hal itu disampaikan lewat pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir pada Selasa (11/06).
Selain itu, Duta Besar Inggris untuk PBB, Barbara Woodward dalam pernyataannya mengatakan, situasi di Gaza adalah "bencana,” dan menambahkan bahwa "penderitaan telah berlangsung lama.”
Ia juga menyerukan kepada pihak yang bertikai untuk "memanfaatkan kesempatan ini dan bergerak menuju perdamaian abadi yang menjamin keamanan dan stabilitas baik bagi rakyat Israel maupun Palestina.”
Menurut pihak AS, proposal gencatan senjata yang disetujui oleh Dewan Keamanan PBB pada akhirnya akan melihat "penghentian permusuhan secara permanen dengan imbalan pembebasan sandera yang masih berada di Gaza, dan penarikan penuh pasukan Israel di Gaza.”
Duta Besar AS untuk PBB: Kami memilih perdamaian
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menyampaikan pidato sambutannya di Dewan Keamanan PBB setelah pengesahan resolusi tersebut.
"Hari ini, kami mengadopsi resolusi keempat mengenai konflik ini,” katanya. "Untuk keempat kalinya, kami telah berbicara dan menjelaskan bahwa satu-satunya cara untuk mengakhiri siklus kekerasan ini dan membangun perdamaian yang langgeng adalah melalui penyelesaian politik."
Hal itu, tambahnya, tergantung pada kepastian bahwa Israel tidak lagi "hidup di bawah bayang-bayang kelompok teroris" seperti Hamas dan bahwa Israel akan "selalu memiliki hak untuk membela diri terhadap ancaman terhadap keamanannya."
Namun, dia juga mengatakan, hal itu tergantung pada kemajuan yang dicapai menuju solusi dua negara.
"Hari ini kami juga menegaskan kembali komitmen kami terhadap visi dua negara di mana warga Israel dan Palestina hidup berdampingan secara damai dalam perbatasan yang aman dan diakui, sesuai dengan hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan, dan di mana Otoritas Palestina yang telah direformasi memimpin Tepi Barat dan Gaza bersatu," ungkap Thomas-Greenfield.
"Ini adalah masa depan yang harus kita bantu wujudkan. Dan itu semua dimulai dengan kesepakatan gencatan senjata yang disahkan oleh dewan hari ini. Dan dewan ini dengan tegas meminta Hamas untuk menerimanya. Hari ini, kami memilih perdamaian," ujar dia.
AS: Pemungutan suara DK PPB ‘mengirim pesan jelas‘ kepada Hamas
Linda menyambut baik pemungutan suara yang mendukung kesepakatan gencatan senjata dan meminta Hamas untuk menerimanya.
"Hari ini, dewan ini mengirimkan pesan yang jelas kepada Hamas: Terimalah kesepakatan gencatan senjata yang ada di atas meja,” ucap dia, sambil menambahkan bahwa Israel telah menyetujuinya.
"Pertempuran dapat berhenti hari ini jika Hamas dapat melakukan hal yang sama,” tambah dia. "Saya ulangi: Pertempuran bisa berhenti hari ini. Dewan ini, dan negara-negara di seluruh kawasan dan dunia, telah mendukung perjanjian ini."
Ia mengatakan pemungutan suara tersebut menunjukkan bahwa komunitas internasional "bersatu.”
"Bersatu di belakang kesepakatan yang akan menyelamatkan nyawa dan membantu warga sipil Palestina di Gaza untuk mulai membangun kembali dan pulih. Bersatu di belakang kesepakatan yang akan menyatukan kembali para sandera dengan keluarga mereka setelah delapan bulan dalam tawanan."
mh/rs/as (Reuters, AFP)