Sudan dan Sudan Selatan Upayakan Dialog
28 Maret 2012Pejabat senior Sudan dan Sudan Selatan akan bertemu Kamis (29/03) di Addis Abeba. Menurut keterangan resmi kedua pihak, pertemuan di ibukota Ethiopia tersebut diharapkan dapat menghindari perang lebih besar dan jatuhnya korban jiwa menyusul serangan udara dan pertempuran di perbatasan kedua negara yang terjadi tiga hari terakhir ini.
Pejabat urusan luar negeri Sudan, Rahamatalla Mohammed Osman mengatakan ia berada di Addis Abeba "untuk mewakili negaranya dalam negosiasi, dengan harapan menjaga keamanan sepanjang perbatasan."
Pejabat Sudan Selatan, Pagan Amum mengatakan, ia akan bertolak ke Ethiopia untuk sebuah pembicaraan yang dimediasi Uni Afrika, guna menghentikan konflik agar jangan sampai memuncak menjadi perang.
Pertemuan itu dijadwalkan sebelum pertempuran pecah Senin (26/03). Jurubicara pemerintah Sudan Selatan menyatakan Selasa (27/03), pesawat Sudan pada hari Senin (26/03) menjatuhkan sedikitnya tiga bom di dekat ladang minyak, di kawasan yang menjadi topik sengketa kedua negara Sudan.
Baik pemerintah Sudan di Khartoum maupun pemerintah Sudan Selatan di Juba, masing-masing saling menuduh, pihak lainnya yang memulai pertempuran di kawasan perbatasan yang kaya minyak tersebut. Konflik itu merupakan yang terhebat sejak Sudan Selatan menyatakan kemerdekaannya dari pemerintah di Khartoum Juli 2011.
Seruan Internasional untuk Segera Hentikan Bentrokan
Pejabat tinggi urusan luar negeri Uni Eropa, Catherine Ashton menyatakan kecemasan mendalamt terkait aksi militer hebat antara Sudan dan Sudan Selatan, negara yang baru terbentuk 8 bulan lalu. Serangan bom dan bentrokan senjata beberapa hari ini „adalah eskalasi berbahaya dalam situasi yang sudah tegang.“ Demikian dikatakan jurubicara Ashton Rabu (28/03) di Brussel.
Ashton meminta para pihak yang berkonflik untuk „sangat menahan diri“ dan mendesak dihentikannya semua operasi militer di kawasan perbatasan. Baru 20 Maret lalu di Brussel, Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir menegaskan kesediaannya untuk berbicara dengan Presiden Sudan, Omar al Bashir.
Sementara itu pemerintah Amerika Serikat dalam pernyataanya juga mendesak kedua pihak untuk belajar menahan diri. “Hanya dengan hubungan langsung dan negosiasi seputar isu-isu mendasar dan manajemen perbatasan, Sudan dan Sudan Selatan dapat menghindari pertempuran selanjutnya, menciptakan kerjasama ekoomi yang diperlukan serta hidup berdampingan secara damai.” Demikian pernyataan Gedung Putih.
Kostermans/dpa/afp/ap
Editor: Setiawan