Uni Eropa Tangguhkan Paket Penyelamatan Yunani
16 Juni 2011Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menyerukan kepada negara-negara anggota Uni Eropa untuk menunjukkan sikap tanggung jawab serta memahami pentingnya kompromi. Seruan Sarkozy dimaksudkan untuk melindungi mata uang Euro di tengah krisis utang Yunani. Sarkozy dijadwalkan bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin hari Jumat (17/06) untuk membahas perekonomian Uni Eropa.
Upaya memenuhi syarat bailout kedua
Di Athena, aksi pengunduran diri sejumlah anggota parlemen mengacaukan rencana Perdana Menteri Giorgios Papandreou untuk reshuffle kabinet. Salah satu anggota parlemen yang mengundurkan diri sebagai wujud protes hari Kamis (16/06) adalah mantan Wakil Menteri Keuangan Yunani Giorgios Floridis. Ia telah berulangkali mengkritik kebijakan pemerintah untuk memotong gaji dan menaikkan pajak.
Papandreou mengumumkan reshuffle pemerintahan dan voting mosi kepercayaan Rabu (15/60) malam untuk mempercepat putaran paket penghematan yang menjadi syarat kreditor untuk bailout baru.
Seorang ahli keuangan dan jurnalis sebuah harian di Athena, Moysis Litsis yakin langkah yang diambil Papandreou merupakan wujud keputusasaan, "Papandreou ingin menghadapi lawan-lawannya dengan cara merangkul sekutu baru serta memberi kesan bahwa reshuffle pemerintahan menjadi satu-satunya jalan keluar." Litsis lebih lanjut membandingkan Yunani dengan Argentina di awal tahun 2000-an. "Tekanan dari jalanan juga terjadi di Argentina. Pemerintahan baru terus muncul dan berkuasa sebelum negara dinyatakan bangkrut."
Rencana melibatkan investor swasta
Pemerintahan Perdana Menteri Giorgios Papandreou tengah berada dalam negosiasi alot dengan negara-negara pengguna mata uang Euro untuk mendapatkan dana bailout baru. Paket penyelamatan Uni Eropa dan IMF yang diberikan sebelumnya dinilai tidak cukup untuk menghidupkan kembali perekonomian Yunani.
Awal pekan ini, para menteri keuangan zona Euro gagal menyepakati cara melibatkan investor swasta dalam paket penyelamatan kedua bagi Yunani. Berlin bahkan menuntut tenggat waktu keputusan Uni Eropa mengenai Yunani diundur hingga September. Kurangnya detail mengenai situasi keuangan Yunani menjadi argumen yang diberikan pemerintahan Kanselir Angela Merkel. Tuntutan Jerman didukung Belanda, Finlandia dan Slovakia.
Paschos Mandravelis, analis ekonomi ternama di Yunani, berkomentar, "Saya tidak tahu lagi bagaimana caranya menjelaskan kepada warga Jerman yang membayar pajak sampai 45 persen dari gaji, bahwa Yunani butuh lebih banyak bantuan dana dari luar negeri, namun warganya tidak mau membayar pajak lebih banyak. Yunani butuh 17 partner untuk negosiasi ulang karena paket penghematan baru bagi Yunani akan menjadi beban bersama negara-negara zona Euro."
Pemerintahan baru rencananya dilantik hari Jumat. Sementara voting mosi kepercayaan akan digelar paling cepat hari Selasa (21/06) depan. Yunani telah mengindikasikan tidak akan mampu membayar utang bulan Juli depan tanpa angsuran pinjaman Uni Eropa dan IMF senilai 12 miliar Euro sebagai bagian dari paket bailout sebesar 110 miliar Euro yang diberikan tahun 2010 lalu.
Carissa Paramita/afp/rtr
Editor: Andy Budiman