1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikKorea Selatan

Yoon Suk Yeol Ditahan, Hukuman Seumur Hidup atau Mati?

15 Januari 2025

Yoon Suk Yeol, telah ditahan karena memberlakukan darurat militer pada Desember lalu. Mantan jaksa tersebut bisa menghadapi hukuman penjara seumur hidup atau bahkan hukuman mati jika terbukti bersalah.

https://p.dw.com/p/4p8wC
Mantan Presiden Yoon tiba di Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) di Gwacheon
Yoon ditangkap pada tanggal 15 Januari atas kegagalannya menerapkan darurat militerFoto: AFP/Getty Images

Presiden Korea Selatan (Korsel) yang telah dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, ditangkap pada hari ini (15/01) atas tuduhan pemberontakan yang terkait dengan deklarasi darurat militernya pada tanggal 3 Desember lalu, demikian keterangan para penyelidik.

Badan antikorupsi Korea Selatan mengonfirmasi bahwa Yoon Suk Yeol telah ditahan beberapa jam setelah ratusan penyidik dan polisi mendatangi kompleks kepresidenan untuk menangkapnya.

Yoon Suk Yeol, yang merupakan mantan jaksa sekaligus pemimpin Partai Kedaulatan Rakyat yang berhaluan konservatif dan memenangkan pemilu pada tahun 2022, menyatakan bahwa ia menyerahkan diri demi menghindari "pertumpahan darah."

"Ketika saya melihat mereka masuk ke area keamanan dengan menggunakan peralatan pemadam kebakaran hari ini, saya memutuskan untuk menanggapi penyelidikan CIO, meskipun itu adalah penyelidikan ilegal, untuk mencegah pertumpahan darah yang tidak menyenangkan,” tutur Yoon Suk Yeol dalam sebuah pernyataan.

Yoon Suk Yeon kemungkinan bisa menghadapi hukuman penjara seumur hidup atau bahkan hukuman mati jika terbukti bersalah atas pemberontakan.

Yoon: Supremasi hukum di negara ini berantakan

Dalam sebuah pesan video yang direkam sebelum dia dikawal ke markas besar badan antikorupsi Korea Selatan, Yoon Suk Yeol menyesalkan dan mengatakan “supremasi hukum telah runtuh di negara ini.”

Yoon Suk Yeol kemudian terlihat digiring keluar dari sebuah kendaraan setelah tiba di kantor badan antikorupsi di Kota Gwacheon. Setelah diinterogasi, Yoon diperkirakan akan dikirim ke pusat penahanan di Uiwang, dekat Seoul.

Upaya penangkapan sempat gagal

Yoon telah menghindari penangkapan selama berminggu-minggu dengan tetap berada di kompleks tempat tinggalnya, dilindungi oleh anggota Dinas Keamanan Presiden (PSS).

Para pengawal Yoon telah memasang kawat berduri dan barikade, mengubah kediamannya menjadi apa yang disebut oposisi sebagai "benteng."

Upaya pertama penangkapan pada 3 Januari lalu gagal.

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Saat pihak berwenang mencoba mengeksekusi penangkapan Yoon Suk Yeol pada hari Rabu (15/01), mereka menyatakan sempat dihalangi oleh pengawal presiden.

Kantor berita melaporkan bahwa para penyidik terlibat kebuntuan dengan dinas keamanan presiden setelah menunjukkan surat perintah penggeledahan dan penahanan terhadap Yoon.

Pihak berwenang berada di kediaman presiden dengan rencana mengeksekusi surat perintah penangkapan terkait pengumuman darurat militer yang disampaikan Yoon Suk Yeol pada Desember 2024.

Tayangan berita lokal memperlihatkan ratusan petugas polisi membawa tangga dan pemotong kawat ke vila yang terletak di lereng bukit.

Menurut keterangan seorang saksi mata kepada kantor berita Reuters, beberapa bentrokan kecil terjadi antara pendukung Yoon Suk Yeol yang berkumpul di lokasi dengan pihak berwenang.

Gerakan 4B dan Angka Kelahiran di Korea Selatan

Ketegangan saat bentrok antar lembaga pemerintah

"Eksekusi surat perintah penangkapan presiden telah dimulai," ujar Pelaksana Tugas Presiden Choi Sang-mok dalam sebuah pernyataan.

"Situasi ini merupakan momen penting untuk menjaga ketertiban dan supremasi hukum di Korea Selatan."

Dengan surat perintah penangkapan tersebut, pihak berwenang memiliki waktu hingga 48 jam untuk menahan Yoon Suk Yeol. Namun, mereka harus mengajukan surat perintah penahanan tambahan jika ingin memperpanjang masa penahanan.

Akan tetapi, pengacara Yoon Suk Yeol mempertanyakan keabsahan surat perintah penangkapan tersebut.

Menurut laporan dari agensi berita Yonhap, sekitar 6.500 pendukung Yoon Suk Yeol berkumpul di luar kediaman resminya. Beberapa anggota parlemen dari partai yang berkuasa bahkan membentuk "rantai manusia" sebagai upaya untuk menghalangi penangkapan Yoon Suk Yeol.

mh/ha (AP, dpa, Reuters)