1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ancaman Israel untuk Iran

27 Juli 2009

Dalam pertemuan antara pemerintahan Israel dengan Amerika Serikat, Israel mengalihkan prioritas tema pemukiman penduduk yang kontroversial ke tema lainnya, yaitu ancaman terhadap Iran dengan sengketa atomnya.

https://p.dw.com/p/IyFh
Gates kunjungi BarakFoto: AP

Sesungguhnya Profesor David Menashri dapat menjadi mitra bicara yang menarik bagi Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates. Namun ketika membahas tema sengketa atom Iran, nada suara pimpinan Fakultas Studi Iran di Universitas Tel Aviv itu berubah:

"Kami tidak membawa kepentingan Israel ketika membawa tema sengketa atom Iran sebagai masalah di Israel. Kami tidak dapat menjelaskan kepada dunia bahwa kami berkeinginan dan berkemampuan untuk menyelesaikan sendiri masalah itu. Karena masalah atom Iran bukanlah masalah di Timur Tengah, bukan juga Arab Saudi, Turki atau Mesir. Namun mungkin ini merupakan masalah pada dunia yang bebas. Mengambil tindakan sendiri atas masalah ini, bukanlah kepentingan dari Israel.“

Ini merupakan pandangan seorang pakar. Dalam kunjungan enam jamnya ke Jerusalem, Menteri Pertahanan AS Robert Gates bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak dan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. Ia harus menyiapkan penilaiannya berkaitan dengan tema Iran. Seperti juga yang akan dilakukan penasihat keamanan Amerika Serikat, Jim Jones, yang hari Rabu (28/07) mengadakan lawatan dengan tim besarnya. Berdasarkan sumber AS dan lingkaran pemerintah Israel, dilaporkan tema sengketa atom Iran juga jadi bahasan dalam pertemuan itu.

Namun utusan pemerintah AS memiliki masalah: Mereka tidak berada dalam kondisi menyiapkan fokus pembahasan dengan Iran, karena masalah kekuasaan di Teheran pun masih belum jelas. Dengan siapa seharusnya pemerintah AS berunding? Pada saat yang bersamaan, pihak Israel juga terus mendesak masyarakat internasional. Menteri kabinet Silvan Sahlom mengulangi desakan sanksi yang lebih keras terhadap Iran, agar mereka menghentikan program atomnya.

"Jika hal ini tidak terjadi, semuanya harus jelas, bahwa Israel tidak dapat hidup dalam situasi seperti ini, di mana Iran memiliki senjata atom. Israel harus melakukan segala cara untuk meyakinkan dunia, bahwa mereka harus dapat menahan Iran. Jika hal itu tidak terjadi, maka harus diambil keputusan lain,“ tegas Silvan Sahlom.

Israel melancarkan manuvernya: Kapal-kapal perang Israel berlayar menuju Laut Mati, melewati Terusan Suez atas izin dari Mesir. Juga sebuah kapal selam buatan Jerman, siap melewati jalur itu. Menurut keterangan militer AS, pekan lalu sebuah uji coba penangkal rudal jenis Arrows batal dilakukan. Tetapi angkatan laut Israel membantah dan menegaskan bahwa uji cobanya berhasil dengan baik.

Profesor Menashri, akademisi Universitas Tel Aviv, mengritisi rencana manuver itu berdasarkan peta militer yang dikenalnya. Menashri memandang perkembangan situasi di Iran berbahaya. Menashri yakin bahwa bahaya itu hanya dapat diantisipasi lewat sanksi internasional terhadap rezim di Teheran, tekanan dalam negeri di Iran dan perubahan politik Israel.

"Israel dapat menolong dangan cara lain, untuk memperlemah Iran. Jika Israel dan negara-negara Arab, yang kini memiliki musuh bersama, melakukan sesuatu bersama-sama dan memecahkan masalah bersama seperti memecahkan masalah Palestina dan masalah Suriah-Israel. Ini akan lebih berkontribusi dalam memperlemah Iran ketimbang ancaman lainnya,” papar Menshri.

Thorsten Teichmann/Ayu Purwaningsih

Editor: Asril Ridwan