Badai Irene Menyapu New York
28 Agustus 2011
Kecepatan bukanlah hal yang paling ditakutkan dari Irene, tapi besarnya angin topan itu. Luas Irene menutupi hampir seluruh wilayah pesisir timur AS. Artinya, badai itu akan lebih lama melanda wilayah tersebut. Irene juga akan mencapai wilayah yang tidak biasanya dilewati badai tropis. Yaitu, New York, Massachussetts, Vermont dan Maine. Dampak angin topan Irene juga terasa hingga ke Kanada.
Jutaan warga pesisir Samudera Atlantik diperkirakan akan terkena dampak badai Irene. "Tingkat, jumlah kerusakan serta kerugian akan dihitung secara bertahap," kata Janet Napolitano, menteri keamanan dalam negeri AS.
New York Seperti Kota Mati
Seluruh transportasi umum di New York dihentikan. Tiga bandar udara tersibuk di kota metropolitan itu ditutup. Sejak Sabtu siang waktu setempat (27/08), stasiun kereta bawah tanah juga ditutup. Bus-bus tidak dioperasikan. Jumat (26/08), Walikota Michael Bloomberg memerintahkan evakuasi warga yang tinggal di dataran rendah New York. Ribuan orang diungsikan.
Sabtu malam di New York diberlakukan larangan keluar rumah. Bloomberg meminta warga untuk tetap berada di tempat yang aman. Bloomberg menekankan, ia tidak akan mengirim polisi untuk menyelamatkan orang-orang yang ceroboh.
Korban Tewas di North Carolina
Wilayah yang sangat rawan terkena dampak Irene adalah Long Islands. Bentuk pulau itu memanjang di pesisir timur sepanjang 200 km. Pemerintah setempat mengimbau penduduk untuk meninggalkan Long Islands. "Kita bersiap menghadapi hal terburuk," kata seorang pejabat setempat.
Sebelumnya di North Carolina dan Virginia, jalanan terbenam air dan aliran listrik untuk 90 ribu warga terputus. Dilaporkan hari Minggu pagi (28/08), sedikitnya sembilan orang tewas di negara bagian itu.
Presiden AS Barack Obama ketika berada di Dinas Penanggulangan Bencana (FEMA) mengungkapkan kepuasannya terhadap hasil kerja pihak yang terlibat. "Kalian bekerja sangat baik," puji Obama yang mempersingkat liburannya karena Irene. Petugas dan relawan penyelamat hingga saat ini terus disiagakan. "Ini akan berlangsung selama 72 jam," ujar Presiden.
Christian Walz (dpa/ap)/Andriani Nangoy
Editor: Luky Setyarini