Gerakan Anti Islam Coreng Citra Jerman
6 Januari 2015Kota Dresden di timur Jerman tetap jadi kubu utama gerakan anti Islam dan anti warga asing secara keseluruhan. Dalam demonstrasi yang digelar Senin (05/01) malam tercapai rekor 18.000 peserta. Rangkaian aksi protes anti Islam di Jerman itu, diduga keras ditunggangi kelompok ekstrim kanan atau dikenal sebagai NeoNazi dan partai politik lain yang juga dikenal anti warga asing.
Sebagian peserta aksi demonstrasi anti Islam dan anti warga asing di Dresden juga diduga sebetulnya tidak tahu persis apa tujuan aksi itu. Sejumlah pensiunan juga tampak hadir dalam aksinya. Mereka menyebut, memprotes ketidak adilan terkait jumlah uang pensiun yang mereka terima, yang dinilai bisa lebih besar, jika Jerman tidak memenuhi kewajiban humaniternya dengan menerima pengungsi atau pemohon suaka.
Sedikitnya 50 politisi puncak dan tokoh terkenal Jerman mengecam aksi kelompok yang menamakan dirinya patriotik Eropa untuk mencegah Islamisasi Jerman dan Eropa-Pegida itu sebagai aib yang mencoreng citra toleransi Jerman dan cuma provokasi kebencian terhadap warga asing. Ketua Dewan Migrasi Jerman, Werner Schiffauer menegaskan, gambaran warga migran yang diusung anggota Pegida tidak sesuai dengan realita dan terdistorsi.
Gerakan perlawanan
Di lain pihak di berbagai kota di barat Jerman, justru gerakan anti Pegida yang makin banyak pendukungnya. Di kota Köln misalnya, ratusan pendukung Pegida mendapat perlawanan dari ribuan warga dan gereja. Seputar Katedral Köln yang sedianya akan dijadikan ajang demonstrasi gerakan anti Islam di malam hari, dimatikan lampu penerangannya. Kehadiran ribuan warga anti-Pegida membuat kelompok anti Islam itu membatalkan rencana aksi protesnya.
Di Berlin warga anti Pegida menghambat aksi demonstrasi sekitar 300 anggota grup anti Islam yang hendak menggelar aksi di Gerbang Brandenburg. Juga di Dresden sekitar 4.000 warga yang menentang demonstrasi anti Islam itu turun ke jalanan. Di kota Rostock juga kawasan di timur Jerman, ratusan warga ikut menggelar aksi anti Pegida.
Aksi mematikan lampu penerangan juga dilakukan oleh pabrik otomotif Volkswagen di Dreseden. Lampu penerangan di bangunan yang dijuluki istana kaca itu sengaja dimatikan agar saat aksi Pegida digelar keadaan di sekitarnya gelap. Aksi serupa seperti di kota Köln bermotto "Licht aus für Rassismus" atau matikan lampu bagi rasisme, sebagai simbol menentang aksi anti warga asing, rasisme dan diskriminasi.
as/vlz (dpa,rtr,afp)