Pornografi Jadi 'Masalah Kesehatan' di AS
17 Mei 2014"Ada banyak penelitian yang kini membuktikan bahwa pornografi itu membahayakan," ujar Dawn Hawkins yang telah berkampanye anti pornografi sejak 1962. "Kita kini tahu, bahwa hampir setiap keluarga di Amerika terkena dampak negatif pornografi." Menurutnya, pornografi sebagai masalah sosial kompleks yang harus ditangani sama seriusnya dengan masalah kesehatan publik lain yang sudah ada.
"Pornografi adalah bisnis dengan dukungan politik cukup besar," kata Gail Dines, pakar sosiologi dan pengkajian perempuan. Situs pornografi meraih pengunjung lebih banyak per bulannya dibanding jumlah keseluruhan pengunjung Netflix, Amazon dan Twitter. Kini ada lebih dari 4,2 juta situs pornografi di internet. demikian jelas Dines.
"Pornografi tidak diragukan lagi adalah bentuk pendidikan seksual paling berpengaruh saat kini. Hasil penelitian menunjukkan, rata-rata usia anak atau remaja yang menonton film porno antara 11 dan 14 tahun," tambahnya.
Mary Anne Layden, dosen University of Pennsylvania yang berfokus di bidang trauma seksual mengatakan, pornografi memainkan peranan dalam setiap kasus kekerasan seksual yang ia tangani sebagai psikoterapis..
Harus ada penanganan khusus
"Semakin dini pria terekspos terhadap pornografi, semakin mungkin ia terlibat hubungan seks non-konsensual. Dan bagi perempuan, semakin sering mereka menonton pornografi, semakin mungkin mereka menjadi korban hubungan seks non-konsensual", tambah Layden.
Untuk mengatasinya, pakar sosiologi Dines menyarankan: "Harus ada kampanye yang menjelaskan kepada anak-anak bagaimana cara pornografi memanipulasi pikiran mereka."
Sementara Layden mengusulkan, agar lembaga pengawasan dan pencegahan penyakit di Amerika Serikat "menangani masalah pornografi selayaknya isu kesehatan publik. Sehingga kita bisa sukses mengatasinya, seperti dalam hal mengurangi jumlah perokok di negara ini."
vlz/hp (afp)