Teheran Harus Jelaskan Proyek Nuklirnya
30 Januari 2012Tim pemeriksa Badan Tenaga Atom Internasional, selama tiga hari akan berada di Iran. Mereka akan memeriksa kegunaan program senjata nuklir milik pemerintah Teheran. Direktur Jenderal IAEA, Yukiya Amano mengatakan Iran perlu terlibat dan menjawab pertanyaan seputar program nuklir yang mereka kembangkan.
Akhir tahun lalu, IAEA menyebut bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir. Laporan itu mendapat reaksi keras dari barat. Uni Eropa telah memberlakukan embargo minyak menyusul Amerika yang telah jauh hari menjatuhkan sanksi.
Sejauh ini, Iran membantah tuduhan dan mengklaim bahwa fasilitas nuklir mereka dipakai untuk keperluan damai. Iran balik mengancam akan memblokade Selat Hormuz, yang merupakan jalur utama perdagangan minyak dunia, jika barat menjatuhkan sanksi.
Iran, butuh waktu setahun, menurut perkiraan Amerika, untuk membangun bom nuklir. Bahkan meski belum dimulai, tapi tujuan mereka jelas, kata Menteri Pertahanan Leon Panetta "Apakah mereka sudah membuat bom nuklir? Tidak. Tapi kami tahu bahwa mereka sedang mencoba membangun kemampuan senjata nuklir. Dan itu membuat kami cemas.” Leon Panetta menyampaikan pesan kepada Teheran: jika mengembangkan nuklir, artinya melewati batas.
Itu pula yang disampaikan Presiden Barack Obama dalam pidato kenegaraannya pekan lalu "Amerika bertekad mencegah agar Iran tidak punya senjata nuklir. Dan untuk mencegahnya, saya tidak akan menyingkirkan kemungkinkan apapun.”
Anggota Kongres menyambut pernyataan Obama dengan tepuk tangan kuat. Tapi Obama menambahkan bahwa dirinya yakin masih ada resolusi damai untuk menyelesaikan konflik dengan Teheran. Dan itu, jauh lebih baik daripada serangan militer. Pernyataan Obama ini, tak disambut dengan antusias oleh Kongres.
Amerika hingga kini masih mempersiapan kemungkinan serangan atas Iran. Harian The Wall Street Journal menyebut bahwa Pentagon telah menginvestasikan 330 juta dollar Amerika, untuk mengembangkan senjata penghancur bunker yang disebut "Massive Ordnan Penetrator“ atau disingkat MOP. Bom khusus seberat 30 ribu pon ini disebut memiliki kekuatan enam kali lebih besar untuk menghancurkan bunker, dibanding yang selama ini dimiliki angkatan bersenjata Amerika. Bom berkekuatan besar ini dikembangkan Angkatan Udara Paman Sam sejak September tahun lalu.
Tapi persiapan tampaknya belum semuanya selesai. Harian The Washington Post menyebut bahwa Angkatan Laut Amerika kini ditekan untuk segera membangun kembali kapal perang tua dan pangkalan terapung yang bisa dipakai pasukan khusus, lengkap dengan kapal cepat dan helikopternya. Pangkalan terapung yang mungkin akan dibangun di Teluk Persia itu, harus siap dipakai pada awal musim panas ini. Amerika, kata Leon Panetta, kini siap menghadapi situasi apapun terkait konflik dengan Iran.
Fasilitas pengayaan uranium bawah tanah milik Iran disebut berada di wilayah pegunungan, dan dijaga dengan senjata anti pesawat udara.
Andy Budiman
Editor: Hendra Pasuhuk